Minggu, 02 Desember 2018

Mengulas kota Batam


Melanjutkan dari postingan kemarin tentang bagaimana gue merantau di Batam mari kita teruskan ceritanya.

pada dasarnya gue membuat tulisan ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab sosial gue untuk menularkan dan menyampaikan bagaimana kehidupan di Batam bagi mereka yang baru dan akan datang ke Batam ya meskipun hanya dari sudut pandang gue karena sehari sebelum ke Batam gue juga browsing bagaimana sih kehidupan di Batam ini. mulai dari kehidupan keseharian, tingkat kriminalitas yang katanya tinggi, destinasi wisata, blackmarket, perjalanan rohani, hingga kehidupan malam nya yang terkenal ganas (katanya sih).

Gue yang baru hitungan hari tinggal di Batam mengalami kultur-shock dengan kehidupan yang selama ini gue jalannin di jakarta 25 tahun karena ya beberapa perbedaan budaya, alam, masyarakat dan lain sebagainya. mungkin akan gue ulas satu persatu tentang kota ini.

1. Tidak ada kata macet di Batam

Ini adalah satu hal yang gue suka dan memberikan kesan pertama baik buat gue. apa mungkin ini karena gue aja yang hanya tinggal di kawasan metro jaya yang terkenal macet aja kali ya hahaha gue yakin kota-kota yang seukuran juga cukup punya ruang gerak.

untuk gue orang jakarta yang setiap hari harus bangun 2 jam lebih awal untuk berangkat menuju kantor karena antisipasi macet yang tidak berkesudahan lalu bergelut dengan kerasnya pengendara ibu kota mencari siasat dan jalan tikus untuk bisa mencuri waktu semenit dua menit dari rute biasanya. Namun ketika di Batam gue tidak lagi memusingkan jarak dan waktu tempuh, semua terencana dengan tepat dan akurat. macet di Batam itu hanya kalo persimpangan dan lampu merah itu pun tidak akan selama lampu merah ragunan di simpang departemen pertanian yang kalau lampu merah bisa mencapai 3 digit.

Dikarenakan disini tidak ada macet, pengendara disini banyak yang suka ngebut. kamu perlu hati-hati kalau berkendara di Batam (ya di semua kota juga sih) karena di sini mereka banyak yang memacu kecepatannya tinggi, kalau kamu penyeberang jalan seperti gue kamu perlu untuk menunggu lama ketika ingin menyebrang dari tempat kamu ke halte bus di seberang terlebih di sini tidak banyak jembatan penyeberangan orang.

2. Kamu akan melihat bukit sejauh mata memandang

Berbeda dengan ibukota yang tanahnya datar, di Batam terrain nya berbeda-beda dan cenderung bergelombang. Karena tekstur tanah dan dulunya kata warga sekitar sih memang perbukitan yang diambil manfaat tanah dan pertambangannya lalu yang tersisa menjadi kota (langsung kota ga pake tahap desa dulu) ya jadinya begini. pertumbuhan rumah dan pemukimannya tersebar dan tidak merata, kadang dari satu kampung ke kampung lain butuh perlu jalan jauh dan melewati turunan dan tanjakan. tapi meskipun demikian beberapa kawasan di Batam sudah seperti kota kok dengan ruko dan bangunan-bangungan niaga lainnnya. sejauh ini baru banyaknya ruko dibandingkan gedung pencakar langit kaya jakarta.

Kalo kamu emang ga pernah kemana-mana seperti gue yang hanya di Jakarta, pemandangan ini tentu menjadi penyegaran tersendiri ketika biasanya melihat gedung dan kehalang rumah orang ini kita bisa melihat perbukitan seolah mengawasi kita dari kejauhan di atas sana.

3. Masyarakatnya sangat beragam

Seperti Jakarta yang menjadi destinasi utama untuk taruhan hidup begitupun kota Batam. Banyak orang-orang pendatang dari luar daerah yang hidup rukun di sini. Di sini kamu akan banyak mendengar logat-logat suku di Sumatera seperti logat batak, minang, palembang, melayu riau, tentu beberapa logat jawa karena orang jawa terkenal melimpah ruah wkwkwk.

Dibandingkan dengan Jakarta dan sekitarnya yang hidupnya "katanya" beragam. Aku melihat disini lah keberagaman yang lebih nyata. hidup rukun antar suku dan agama, dari etnis pribumi hingga orang china jadi satu di kota ini. mungkin ini juga ada pengaruhnya dengan gue yang hidup di lingkungan yang mayoritas suku betawi yang notabene nya adalah suku asli yang menjadi tuan rumah di tanah Jakarta. bahkan kalau kamu tanya aku sebenarnya orang asli Batam tuh yang mana ? ya ku juga nggak bisa jawab. pertama karena aku bukan budayawan, kedua aku hanya baru hitungan bulan, ketiga aku mainnya kurang jauh kalo kata kids jaman now mah. Tapi sejauh ku bercengkerama dengan teman-teman ku yang dari Batam mereka lebih banyak menggunakan logat batak dengan bahasa melayu yang kadang jarang digunakan seperti penggunaan kata "nampak" untuk mengganti kata "kelihatan" atau menyebut sedotan dengan kata "pipet" dan masih banyak lagi. ini mengingatkanku ketika di awal kuliah teman sekelasku ada yang dari Padang dan masih menggunakan bahasa Sumatera (begitu ku menyebutnya) lalu ketika ia menyebut kata "tangkai" sekelas menertawakan (kecuali gue) karena pemilihan kata yang asing untuk menyebut "gagang" aku hanya tersenyum ketika itu karena ya ga salah juga sih dia pun agak terpancing emosi sambil berkata "bener kan ?!, ga salah dong !"

4. Cuaca di Batam tidak bisa ditebak

Kalau di ibukota dan Bekasi khususnya kita bisa menebak kalau misalnya sedang lagi musim panas kamu akan kepanasan dalam beberapa hari kedepan, begitu pula ketika musim hujan kamu sudah bisa mempersiapkan bawa jas ujan dan payung ketika kamu dalam perjalanan. Akan tetapi kalo kamu di Batam, kamu akan susah prediksi cuacanya misalnya hari ini sangat cerah dan panas bisa jadi besok pagi diguyur hujan lebat, dan besok nya hari kembali cerah, atau misalnya kamu liat nih wah mendung eh pas kamu tunggu sebentar langsung berubah jadi terik.

5. Kota Batam Tanah Air Beta

Beta disini adalah sebutan seperti pemrograman yang dalam artian masih tahap pengembangan mungkin dengan bahasa frontalnya adalah belum semaju Jakarta. Dalam tahapan mengembangan seperti ini yang ku lihat dan senangi adalah warganya yang bersatu-padu untuk membangun Batam dan memiliki kecintaan pada sosial dan program pemerintahnya. Berbeda dengan iklim yang cenderung individualis di ibukota di sini masyarakatnya masih suka banget mengadakan kompetisi-kompetisi pencarian bakat, kompetisi nasyid, pertunjukan unjuk kemapuan anak-anak, festival-festival tarian melayu yang bakal jarang banget kamu liat di kehidupan ibukota. bahkan ku hanya melihat ondel-ondel di ibukota itupun dalam rangka ngamen. tapi di sini akan sangat sering kamu menemui sayembara lomba ini itu dan acara ini itu dengan bintang tamu artis ini dan itu, ya meskipun artis redup ibukota.

Hal ini gue rasain banget ketika gue ikutan di acara yang diadakan oleh organisasi kewanitaan gitu dengan konsep car-free night dan apa yang gue rasa? ruaameee banget ! semarak banget, tua muda ikutan di sana, sajian kuliner, tari-tarian, masih dipertunjukan sebagai tontonan utama bukah hanya pembukaan sebuah acara formal. Di sana jam 10 malam gue pikir gue ingin pulang kembali ke kosan karena udah capek dan ngantuk. tapi tidak untuk mereka warga Batam yang masih dengan segar menunggu acara hingga habis. Aku sebagai pecinta hal yang berbau kebudayaan tentu sangat menyintai ini.

6. Harga makanan cenderung sama seperti Jakarta

Harga makanan di sini bisa dibilang hampir sama dengan harga Jakarta sih yang gue alamin. Tapi ini juga pinter-pinternya kamu cari tempat makan juga sih, soalnya beberapa tempat ada yang murah dan dapet porsi banyak beberapa tempat lainnya kamu harus merogoh kocek lebih dalam apalagi kamu makan di resto atau di tempat perbelanjaan jelas lah yaa mereka harus bayar pajak restoran yang dibebankan ke kamu. Tapii menurutku sih relative worth it dengan rasanya meskipun beberapa porsinya sedikit sekali huhu

Mungkin ada baiknya kita bahas satu persatu kali ya.

1.     Kamu akan sangat kesulitan mencari warung nasi tegal alias warteg. Sebagai fans warteg garis keras gue selalu menggantungkan diri kalo laper sama warteg. Di kantor makan ke warteg, di jalan laper ah nanti juga ada warteg, di rumah kesiangan sahur dan nggak sempat masak ? ke warteg aja! MLEBU WARTEG METU WAREG ! (masuk warteg keluar kenyang). Tapi setelah di Batam gue sangat kesulitan nyari warteg, ada sih tapi bisa diitung jari.

2.     Disini banyak warung makan padang. Mungkin hal itu masuk akal sih karena ini tanah Sumatera jadi warga Sumatera yang berlalulalang merantau juga saling bercampur dan bersatu padu membawa resep nenek moyang dalam membuat warung makan. Kamu akan lebih mudah menemukan warung makan padang di sini. Apalagi yang ku suka adalah di sini masih dapat porsi makan 10 ribu hahaha terlebih lagi porsinya banyak meskipun nasi nya doang sih tapi lauk nya sedikit. jadi untuk orang yang makannya banyak kaya gue harus membeli tambahan lauk lagi. Warung makan padang di sini agak berbeda dengan di Jakarta yang saya temukan. Jika di Jakarta mereka sudah punya takaran defaultnya yang biasa dari batok kelapa, di sini juga mereka punya takaran sendiri dan kalo kamu makan di tempat kamu akan mendapat dua gundukan di piring kamu. Tapi yang masih agak aneh adalah tekstur dan rasa nasi di sini agak berbeda, hmmm bagaimana ya jelasinnya agak keras dan berbutir mungkin pake beras pera kali ya.

3.     Kalo kamu pergi ke sebuah restoran kamu akan melihat mereka memampangkan banner makan seharga 8.800 pada hari senin-jumat dan 21.000 pada sabtu dan minggu. Sebagai warga Jakarta gue tentunya kaget masa ada yang makan dengan harga 8.800 begitupun menu nya enak-enak pula. Pernah gue cobain masuk dan beli waktu itu dan yang ku dapat adalah makanan dengan porsi cenderung sedikit (buat perut gue yang luas) daan kamu tau apa ? harga minumnya yang selangit hahahhaa ya iya lah 8.800 tapi kalo minumnya 15ribu ya sami mawon (sama aja) sa ae kamu restoran klik bait.

4.     The O Beverages.
Pertama datang gue liat menu makan mereka menyajikan minuman bernama “teh O” hah gue bingung the jenis apa lagi ini apakah ini the khas Batam. Lalu geser dikit ke bawah ada lagi namanya “Teh Obeng” ebuset ngeri banget dikira gue limbad kali disuruh minum obeng. Begitu juga menu kopi, mereka jual “Kopi O” akhirnya gue pesan deh tuh teh obeng pengen tau kaya apa sih apakah gue bisa jadi kaya master limbad yang ngunyah paku dan gue menelan obeng.

Setelah ga lama datang lah dan kamu tau apa ? yang datang adalah es teh manis. Masya Allah tekejut aku dibuatnya. Hahaha. Lalu sebagai orang yang kepo akhirnya gue cari tau tuh sejarahnya dan ternyata ini berasal dari jaman dulu Batam banyak kedatangan foreigner dari malay dan Singapore (sampe sekarang juga masih sih) dan jaman itu ketika kamu pesan minum teh maka secara default yang datang adalah teh susu begitupun kalo kamu pesen kopi yang datang kopi susu. Makanya kalo kamu mau pesen tea ga pake susu kamu bilangnya tea 0 (zero milk) yang sekarang menjadi Teh O untuk pesan teh atau kopi hangat. kalau “teh O beng” nah ada penambahan kata “beng” di sini yang dulunya itu sebenarnya “bing” dalam Bahasa mandarin dan diserap menjadi “ping” lalu jadi kebiasaan “beng” yang berarti es. Jadi kalo mau pesan es the manis dulu orang nyebutnya “tea o ping” sekarang namanya teh obeng yaitu es teh manis bukan teh yang diaduk pake obeng.

5.     Di sini lebih banyak sambal cabai hijau dibandingkan merah. Gue yang biasa makan di sini pake sambel pertama dikasih sih sambel hijau lalu gue piker Cuma di situ doang kali ah gue pun coba pindah ke tempat lain sama aja dan kok sering banget kasih gue sambal cabe ijo ini. Mungkin mereka lebih mudah didapatkan kali ya cabe ijo ini.

Mungkin segitu dulu kali ya untuk kali ini nanti kalau ada waktu gue tulis lagi tentang Batam ini. Sejauh ini sih masih suka dengan kota ini kota perpaduan minang, batak, dan melayu. Semoga bisa eksplorasi lebih banyak lagi.

Senin, 26 November 2018

Merantau di Bikini Batam

Halo,
Udah lama juga ya gue ga nulis blog. pertama karena kurang konten dan hidup gue ya reguler gitu-gitu aja, masa gue harus menuliskan hal yang sama berkali-kali.

Tapi pada kesempatan kali ini gue mau ceritain tentang kisah gue yang dipaksa merantau untuk pertama kalinya. nggak dipaksa juga sih, tapi ini penugasan dari kantor untuk melatih ke luar kota untuk beberapa bulan 3 bulan lebih tepatnya.

"Siap bersedia ditempatkan di mana saja di seluruh Republik Indonesia"

kira-kira begitu salah satu persyaratan yang harus diterima ketika ingin jadi seorang prajurit. Buat gue dulu menjadi prajurit adalah selalu siap sedia menerima perintah bahkan untuk ditempatkan di mana saja. untuk sekarang ? halah ngapain sih jauh-jauh nanti jauh dari rumah, jauh dari orang tua jauh dari temen dan jauh dari pacar. emangnya kita sudah tau di sana bagaimana kan belum. Kini buat gue paling males sama yang namanya deployment ke luar kota lah, ya kalau sekadar visit mah gapapa sehari dua hari lah ini harus menetap di luar selama beberapa bulan. 

Sebenarnya gue udah di tawarin untuk mengembangkan cabang cirebon kala itu, namun gue tolak dengan beberapa alasan diantaranya adalah yang tertulis di atas. Tapi untuk yang ini gue ga tau kenapa gue ga sepenuhnya nolak dan hati gue condong untuk "yaudah jalanin". Akhirnya gue pun ditunjuk untuk terbang ke Batam, kepulauan Riau. Bahkan gue aja ga tau gimana kultur dan kehidupan di Batam, gue hanya tau Batam tempat jualan barang blackmarket yang pada akhirnya gue belum tau dimana bisa gue dapet blackmarket di kota ini. yaiyala gue baru dua hari.

Sebenernya keputusan untuk mengiyakan ini gue diskusi ke temen-temen deket gue, orang tua, dan pacar gue. beberapa dari mereka mendukung dengan alasan buat cari pengalaman begitu pun orang tua gue mengatakan hal yang sama meskipun awalnya agak takut untuk melepas gue. Gue paham kenapa orang tua gue takut, karena ya gue ga pernah kemana-mana apalagi sendirian. bahkan ke luar kota aja jarang banget, apalagi ke luar pulau. eh ke luar pulau pernah deng ke Lampung tapi itu juga dalam rangka kondangan dan masih ada sodara lah ini sodara aja ga ada.

Persiapan

Demi apapun, di PHP in itu ga enak. Kaya yang gue alamin sebelum keberangkatan gue ke Batam. Gue hanya diberi info, "Nanti pertengahan September kamu ke Batamnya ya !". oke pak siap, lalu gue pun mengosongkan jadwal ini itu, merayakan kebersamaan dengan teman-teman dengan hangout dan nonton bioskop tapi sampai bulan september habis pun gue tak kunjung berangkat. padahal udah nanyain mulu temen2 gue dan orang tua gue. 

"Kamu kapan sih berangkatnya ?" 

"jadi berangkat ga sih ?"

gue cuma bilang, "Ga tau, make"

Karena emang gue ga tau kapan gue harus berangkat, nanti gue tinggal dimana, sama siapa, nanti kerjanya di mana bla bla bla. gue hanya siapin mental doang. amatir sekali.

2 hari sebelum keberangkatan gue dikirimin tiket pesawat elektronik sama temen gue yang berhubungan dengan kontak gue nanti di Batam. Akhirnya gue pun berkemas mempersiapkan baju yang mau gue bawa, apa-apa aja yang perlu gue bawa, sering ketemu sama pacar gue untuk menghabiskan waktu-waktu bersama. 

Ketika hari H berangkat gue masih perlu untuk datang ke kantor untuk meeting terakhir dan pengarahan sama bos gue. Di sini sih momen paling haru dari kisah ini. gue pun pamit dengan hati yang sedih dan takut sejujurnya. Gue ga bisa tidur semalam sebelum pergi memikirkan keberangkatan gue di sana. gue ga pernah kemana-mana, ga tau daerahnya, ga kenal siapa-siapa. Hingga pagi menjelang koper udah gue siapin dan gue kunci pake gembok kecil serta beberapa tentengan yang gue masukin ke dalam tas gue. 

Pertama gue pamit sama nyokap gue yang lagi di pasar, yah seperti biasa dapat ciuman kasih sayang yang biasa emak gue kasih kalo lagi seneng atau momen-momen spesial kaya waktu wisuda, waktu pertama kali ngekos pas kuliah, bahkan emak gue nyium pacar gue dengan cara yang sama waktu pertama kali gue ajak dia ke rumah untuk gue kenalin. 

Setelah gue pamit sama nyokap, selagi gue nunggu go-car gue yang lagi menuju tempat penjemputan gue pamit sama bokap lalu gue sedikit terharu karena gue pas sungkem sama bokap lalu beliau membacakan jampi dan doa-doa yang dibacanya secara sirr mungkin tujuannya agar anaknya diberikan perlindungan dari hal-hal yang tak diinginkan selama di tanah orang. Sungguh gue terharu dan momen yang spesial buat gue.

Gue ga pernah naik pesawat ! gue harus kemana ini !!


"Mba, ini penerbangan pertama saya. saya harus kemana ya ?"

lalu gue pun diarahkan untuk ke petugas keamanan bandara untuk security check. Taruh tas, lepas gesper dan lain-lain. Gue ga tau gue harus kemana dan gue hanya benar-benar mengikuti orang. ke loket check-in, nunggu di lounge, naik ke pesawat, semuanya ngikutin orang. untung aja yang gue ikutin orang yang benar.

"Mas, terbang sendiri atau sama keluarga ?"

"Sendiri"

"Boleh minta kesediaannya untuk duduk di sini ?"

"Oh iya"

dan gue baru menyadari gue duduk di PINTU DARURAT KALO PESAWAT JATOH. FAAK NANTI GUE HARUS GIMANAA MENYELAMATKAN NYAWA MEREKA! gue pun selama pramugari memeragakan keamanan gue hanya melihat kartu keselamatan dan cara ngebuka pintu daruratnya. bismillah deh bertawakal

"Cabin crew, prepare for take off" 

dan gue pun nggak berhenti berdoa sepanjang waktu. lalu throtle pun didorong full power gue pun terdorong ke sandaran bangku dan makin kenceng juga doa gue. di kepala gue hanya berdoa, critical eleven, ayat kursi, tawakal, dll. panik banget padahal gue sering main simulator pesawat di laptop. sambil baca doa gue mengira kapan kira-kira sang captain harus mengangkat pesawatnya sama seperti gue yang sering mainin dan ketika sudah melebihi 200 knot badan pesawat pun terangkat dan pilot langsung memiringkan sayap ke kanan disaat itu gue melihat ke luar jendela hanya awan yang terhampar luas sambil hati terharu dan hampir meneteskan air mata, finally I fly. cita-cita gue sejak kecil. 

1 jam 35 menit ditempuh dengan selamat, lalu kami pun dipersilakan turun dan gue membantu seorang nenek berjalan dengan menuntun beliau sampai ke lobby. terus nenek itu berkata, 

"Tangannya dingin banget, dek"

"Iya bu, saya takut setengah mati di pesawat" dalam hati.

Sesampainya di Bandara Hang Nadim (BTH) gue nyelonong aja keluar, sampai gue inget  OH IYA GUE BAWA KOPER ! balik lagi dah tuh ke dalem sambil nyari bingung ngambilnya dimana. eh ada orang pada ngumpul dan gue kembali NGINTILIN (untung bukan pake O nanti jadi NgintiLON) dan gue ikutan ngumpul deh tuh eh iya bener koper nya keluar di van belt nya hahaha norak gue. setelah koper gue bawa, gue nunggu di kedatangan dan ga lama pun gue ketemu sama kontak gue bu Lenny dan langsung ngobrol di mobil.

"Kak ini kantor kita ya, kosan kamu ga jauh. sampai ketemu besok ya di kantor" kata kak Ika trainer seniornya bu Lenny di Batam.

Sesampainya di kamar kosan gue pun ngabarin orang tua dan pacar gue. Alhamdulillah gue sampai dengan selamat di tanah Batam dan petualangan pun dimulai. (tbc)
Kamis, 26 April 2018

Surat untuk diriku di tahun 2028

Halo, Gung. Apa kabar ? masih suka pusing dan begadang tiap malem ? btw I wander siapa yang menjadi istrimu sekarang ? siapapun dia gue yakin dia akan bisa menjadi yang terbaik buat lo, merawat lo, menjadi rumah buat lo dikala lo lelah, capek, bisa maklum sama sifat lo yang ampun-ampunan.

gue tulis ini lagi sendirian di serbarupa, masih inget kan lo ? kerja pertama setelah lulus jadi guru dari anak-anak ini, Nadia, Dio, Nadine, coba hubungin bu Rahma kalo lo masih inget dan nyimpen nomernya. gue nulis ini juga niatnya untuk biar nanti lo bisa inget saat-saat ini gung kalo memang lo masih diberi umur sama Allah.

Hari ini dan beberapa pekan ini lo lagi sibuk bebenah hati, meluruskan kembali niat, lagi berpusing mencari kembali jati diri dan menebak-nebak rencana Tuhan semoga lo ga lupa gung hahaha berlari-lari kecil sambil nuntun motor vixion lo yang sering lo juluki motor luck-nut karena keseringan mogok. hahaha inget ga lu malem-malem setengah 12 malem lo harus dorong dari legoso sampe kosan sabian dan rasanya hampir mati kelelahan. lalu diusir sama yang punya kosan dan lo harus ngengkol tuh motor di bawah gerimis dengan baju yang basah kuyup dan bau ketek karena harus dorong lagi sampe kampus satu satunya tempat yang nggak diomelin dan tempat bernaung. nyoba nyoba benerin sampe kesiram bensin tuh muka terus berhari-hari naik ojek dan bolak balik pondok ranji ciputat buat benerin yang hasilnya masih nihil. hahaha sekarang lo kalo kemana-mana naik apa gung ? jangan lupa untuk ngerawat ya tuh kendaraan biar nggak suka rewel.

hari ini gue lagi bingung, entah apa, biasanya gue senang dan semangat di serbarupa tapi entah kali ini seperti beban, kosong, hampa. Andai gue bisa intip kehidupan lo sekarang gung, jadi gue bisa tau dan bisa mempersiapkan segala sesuatunya.

mungkin akhir kata itu dulu kali ya, jangan lupain kalo lo adalah mister yang sangat apes ketika muda. ingat lo pernah sangat susah dan perjuangan banget buat nyari duit. jangan suka jajan sembarangan nanti kena gula. salam buat istri lo dan anak-anak lo ya, Gung. Jangan suka plin-plan, jangan takut ambil resiko, putuskan lalu terima konsekuensinya. Solat jangan ditinggalin, jangan suka begadang nanti subuhnya telat. Kalo emak bapak masih hidup tolong jagain sepenuh hati, gue tau lo sayang banget sama bapak meskipun emang kadang wataknya agak menyebalkan makannya ubah dan bawa keluarga lo jadi lebih baik dari yang lo alami ya. Gue harap lo menjalanin niat lo yang mau ngapalin Quran hahaha tau deh dilaksanain apa nggak lu kan cuma suka omdo.

Serbarupa, 26 April 2018 20:58
Sabtu, 07 April 2018

Sepenggal Rindu

Detik jam terus berlalu, tak kenal lelah untuk meninggalkan ku dan seolah terus mengejek dan berkonspirasi agar besok aku telat dalam bekerja sedangkan aku masih belum tertidur karena banyak yang berkecamuk di kepalaku.

Apa lagi kalau bukan tentangnya, sebuah bayang-bayang yang menghantui pikiran yang membuat ku bagai penyintas skizofrenia yang sekuat tenaga menghilangkan halusinasi ini untuk kembali ke kesadaran pulih yang sepenuhnya.

Apa kabarnya dirimu malam ini ? aku kangen tiba-tiba. Ternyata ku sadar kelemahanku, tak kuasa menahan rindu. Merindukan setiap detik yang pernah kita habiskan meski hanya sekejap, meski hanya sekadar berbincang namun banyak hal yang diperbincangkan. Mulai dari alat make-up, busi motor, genre lagu, teman pria aneh mu, sampai fungsi sayap pada pembalut yang aku saja belum pernah melihat bagaimana bentuknya. 

Malam ini aku cemburu, aku cemburu pada malam yang selalu menemani mu, cemburu pada angin yang bertiup lembut menyentuh kulitmu, mereka lebih dekat pada mu. Sedangkan aku hanya disini bertahan menelan bulat-bulat rinduku sendiri. Perasaan yang tumbuh liar dan menjalar.
Senin, 29 Januari 2018

Merindu Sembilu

Untuk sebuah nama yang terdengar merdu,

Terima kasih telah hadir, menjadikan semua seolah indah pada awalnya. Menghadirkan sebuah keajaiban, mengubah setiap detik nya menjadi aku yang lebih hebat aku yang lebih tangguh, aku yang seolah bisa merangkai namamu dari tiap keping gugusan bintang di langit. Aku yang berani berjanji dan bertaruh pada diriku sendiri.

Pada awalnya ku pikir tak akan sampai rasa ini padamu, hanya pecundang yang tak berani sampaikan rasa ini padamu namun hingga akhirnya dirimu tau tentang segala yang ada di hati. Terkadang hidup ini tidak adil ya, beberapa orang datang dan pergi, namun beberapa kepergian meninggalkan perasaan yang tak dibawanya pergi lalu membekas di hati.

Dirimu sungguh yang terindah, buta ku dibuat oleh pesonamu, mungkin orang akan bertanya apa yang ku lihat dari mu, mengapa aku sangat tergila padamu, pada nyatanya aku tak mampu memahami alasan apa ku mencintamu. Aku hanya mencintaimu, tanpa sepatah alasan, seperti ombak yang setia menemani setiap jengkal butir pasir di pantai. 

Terlalu dalam, terlalu berakar, terlalu sukar untuk dihilangkan. Pikiranku terbahak menertawaiku, aku yang tak bisa menghilangkan bayangmu yang selalu bergelayut di kepalaku, yang menarik semua dimensi di sekitarku untuk menghantarkan pikirku kepadamu, kembali kepadamu.

Hingga pada saatnya dirimu meminta ku untuk pergi. Bukan, bukan karena kau membenciku tapi kita yang tak bisa menjadi satu, tidak akan pernah bisa. Bagai mentari dengan malam, bagai bintang yang merindu sang fajar. Lagi, akal ku kembali menertawakan ku, sungguh sebuah ironi, aku selalu merindukan nafas sosok yang tak akan pernah bisa ku genggam, fana, semu, hanyalah sebuah fatamorgana.

Di akhir pertemuan kita, bahkan ku tak sempat bertanya apakah dirimu juga mencintaku. Aku hanya mencintaimu secara buta, tak pedulikan perasaanmu terhadapku, yang ku inginkan hanya bahagiamu. ya bahagiamu, meskipun tanpa diriku, meskipun bahagiamu adalah jika jauh dariku. Aku yang tak akan pernah bisa mengambil celah kecil dari pikirmu. 

Jika seperti ini siapa yang disalahkan ? harapanku atau prefrontal korteks otak ku yang tidak bekerja ? lagi-lagi pikiranku menertawaiku. Kini hanya bisa titip doa dan meminta pada Sang Pemilik Hati untuk bersihkan dirimu dari hati dan kepalaku. Melupakan hanyalah masalah waktu, aku yang belajar ilmu pikiran dan perilaku merasa gagal karena tak mampu kuasai diriku sendiri. Setiap nafasku kini berhenti dari rangkaian nama indahmu, tak ingin lagi ku ingat dirimu, biar waktu menyelesaikan semuanya. Hingga suatu saat, aku mengenalmu sebagai kesalahan terindah dalam diriku. 

Bohong. Semua kata benci ku di atas hanyalah bentuk kesedihanku. Diriku tak akan pernah bisa melupakanmu. Semoga Allah menjaga dirimu dalam bahagia selalu. Aku mencintaimu.