Senin, 18 Juli 2016

Grup Chatting

Entah kenapa gue jadi terusik untuk membahas topik ini. Di era digital kaya zaman sekarang tentu kita sudah punya aplikasi chatting seperti whatsapp, Line, dan BBM. tentu asyik bisa berbincang dan kirim-kirim foto dan stiker lucu disela obrolan yang asik.
di media chatting juga lebih asyik dengan obrolan grup atau "Group Chat". di dalam group kita bisa ngobrol dan ngerumpi bareng temen-temen se-geng dan semua orang bisa nanggepin disana. awalnya gue juga merasa kehadiran group chat ini sangat membantu karena kamu bisa bertanya atau memberi informasi kepada banyak orang dengan hanya sekali tulis. pokoknya praktis.
group chat juga dimanfaatin sebagian temen untuk mempromosikan barang dagangannya. ngeposting foto produk dan harga nya, konsultasi bisnis, sampai meeting-online di group. semuanya serba instant deh sekarang. kamu tinggal perlu ketik ketik lalu kirim deh maka dalam sekejap ketikan kamu langsung bisa dibaca oleh anggota grup.
adanya grup chat memang membantu akan tetapi tidak terlepas dari kekurangan yang buat sebagian orang mengganggu sih (termasuk gue). berikut adalah yang akan coba gue jabarkan sepengalaman gue di anggota grup, mulai dari grup yang isinya tukang ojek se-bekasi sampai grup yang isinya para psikolog kaliber nasional.

1. Berisik

tidak dapat dihindari bahwa sebagian grup chat itu suka banget ngobrol dan ngerumpi ngalor ngidul. tentu ini dapat membuat notifikasi kita "Jebol" duh ganggu banget deh kalo kita lagi butuh ketenangan dan keheningan. kita juga ga bisa secara langsung bilang ke grup "eh jangan berisik dong" paling yang kita bisa cuma silent grup nya, seminggu, sebulan, atau bahkan setahun.

mute grup jadi solusi mengatasi kebisingan



2. Ketinggalan topik

sewaktu kita lagi tidur atau kita sedang sibuk lalu di grup lagi ada topik yg hangat diobrolin dan ketika kita liat notifnya sampai beratus-ratus lalu dipikiran kita, "ini ngobrolin apaan si" dan orang males juga ngescroll sejauh itu dan kamu masih mencoba jalan lain dengan menanya personal ke anggota grup dan jawabannya "scroll aja keatas" lalu besok paginya teman kamu bilang, "eh ko lo ga begini sih ? ga baca grup ya ?" masalah lain adalah ketika kamu mau ikut nimbrung dan ternyata chat per menit nya berjalan sangat cepat dan sudah bahas topik lain dan kalo kamu nimbrung bahasan kamu jadi basi. sekejap kamu jadi ingin mengajak ia makan dan kamu kasih obat cuci perut di makanannya.

jangan takut ketinggalan chat, kini whatsapp kasih solusi chat reply

3. nggak diajak main/ngobrol

beberapa grup memiliki jumlah anggota yang banyak dan sudah mejadi sebuah kepastian bahwa akan terbagi menjadi beberapa kelompok kecil teman sepermainan yang minat nya cocok lalu terbagi menjadi kubu-kubu kecil teman yang "dekat" dan teman yang "formal". suatu saat pasti kamu pernah mengalami hal dimana ada beberapa orang dalam grup itu ngobrol dan asik sendiri dengan topik pembicaraannya yang kita nggak ngerti dan hanya mereka yang ngerti. disaat kamu bacanya kamu berpikir ini ngomongin apaan si, lalu kamu mencoba nimbrung atau bertanya hal penting tapi kamu nggak digubris dan mereka tetap asyik dengan topik yang mereka bicarakan. kalo kamu mengalami hal itu sih sakit memang rasanya diabaikan. sini peluk dulu.

ketika tidak ada yang merespon mu dalam grup

4. Bystander effect


hal menyebalkan lain ketika kamu menjadi anggota grup chat adalah bystander effect. bystander effect adalah fenomena psikologi dimana semakin banyak saksi atau penonton dalam suatu keadaan darurat maka orang akan cenderung mengabaikan untuk menolong korban dari keadaan darurat tersebut. intinya sih semakin banyak yang nonton semakin orang akan mengabaikan. 
hal ini kiranya senada dengan pengalaman gue di grup chat. ketika kita bertanya sesuatu (yang mungkin aja buat kita penting) tapi karena di grup itu terjadi efek ini dan membuat seseorang berpikir "ah ga penting, nanti juga dijawab sama yang lain" tapi semua anggota berpikir begitu yang ada nggak kejawab deh tuh pertanyaan. 

ada juga beberapa temen di grup yang dimana gue menjadi anggota nya ia rajin sekali merespon pertanyaan temen yang lain. hal ini menurut gue bagus ya karena kalo kamu nggak tau setidaknya bilang "duh nggak tau gue" daripada mengabaikan, kan udah dibahas tadi di atas, diabaikan itu sakit. hiks. mungkin karena merasa bukan tanggung jawabnya kali ya jadi orang cenderung mengabaikan. makannya kalo mau nanya apapun mending personal biar dia merasa bertanggung jawab untuk menjawab. fenomena psikologis sekali. seru kan belajar psikologi wkwk

jangan apatis, ayo mulai peduli



5. Exit Group itu tidak mudah

kadang kita pernah merasa bahwa suatu grup sudah tidak ada gunanya atau tidak sesuai tujuan maka kamu ingin banget keluar dari grup tersebut. terlebih lagi kamu telah mengalami 4 hal diatas beeuuh rasanya buat apa lagi terus ada di grup ini. akan tetapi exit grup itu ternyata tidak mudah loh. setidaknya ada beberapa pertimbangan yang biasa menjadi penghambat seseorang meninggalkan grup.

pertama, takut dibilang baper. yak memang persepsi orang berbeda-beda bahkan dengan exit grup dapat dipersepsikan bahwa orang itu marah dengan kita dan kita takut menjadi bahan perbincangan setelah kita keluar jadi seperti dibicarakan di belakang gitu. padahal mah belum tentu juga mereka ngomongin kamu.

kedua, takut ketinggalan informasi. "memang sih ya grup ini mengganggu tapi kalo gue leave nanti gue ketinggalan info ini itu lagi yang bermanfaat buat gue, gapapa deh di-mute aja grupnya satu tahun, kalo ada lima belas tahun" lalu kamu melihat teman-temanmu sudah punya bayi dan kamu bertanya "ih kapan nikahnya ? ko gue ga diundang?"

one does not simply

yak mungkin segitu kali ya dari sekian banyak hal menyebalkan di grup chatting. kamu merasakannya juga ? atau punya pengalaman tersendiri ? boleh sharing di komentar. 

sesungguhnya sesuatu diciptakan untuk mempermudah, bukan sebaliknya. media sosial dan chat mempermudah kita untuk berbincang, lebih mempedulikan orang lain, berbagi informasi, dan bertanya tentang hal-hal yang kita tidak ketahui siapa tau ada yang punya pengalaman dan pemikiran yang sama. yuk kita sama-sama lebih peduli dan membantu teman yang kebingungan, minimal merespon pasif kalo kamu tidak dapat menjawab/membantu. juga kita perlu sama-sama mengerti bahwa pertemanan yang hakiki adalah hubungan dengan personal secara langsung bukan hanya chat. hanya jika seseorang lama/tidak membalas chatting mu bukan berarti ia marah atau tidak peduli kepadamu. pengertian adalah kunci untuk menjaga keharmonisan rumah tangga persahabatan.

0 komentar:

Posting Komentar