Jumat, 18 April 2014

Marah

Hemm.. sudah lama juga gue ga nulis di blog ini, maklum tugas numpuk segudang mulai dari makalah, presentasi, power poin, penelitian, dll. yah maklum lah mahasiswa yang sok sibuk. selain itu juga sembari mengamati fenomena dan tingkah laku unik yang ada di sekitar gue, dan gue menemukan dan mengalami fenomena yang unik buat gue yaitu marah. 
Marah. apa sih marah itu ?
berhubung gue kuliah di jurusan psikologi yang menurut gue aneh, karena harus mendefinisikan semua yang masih abstrak salah satunya sifat dan emosi. maka Menurut kamus psikologi C.P. Chaplin, 

Anger (marah, murka, berang, gusar; kemarahan, kemurkaan, keberangan, kegusaran) adalah reaksi emosional akut ditimbulkan oleh sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustrasi, dan dicirikan oleh reaksi kuat pada sistem syaraf otonomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik; dan secara implisit disebabkan oleh reaksi serangan lahiriah, baik yang bersifat somatis atau jasmaniah maupun yang verbal atau lisan.

Nah, manteb kan tuh sampe ke syaraf-syarafnya jelas dan gamblang. hehehe
dan Menurut Muhammad Utsman Najati, marah adalah emosi alamiah yang akan timbul manakala pemuasan salah satu motif dasar mengalami kendala. Apabila ada kendala yang menghalangi manusia atau hewan untuk meraih tujuan tertentu dalam upaya memuaskan salah satu motif dasarnya, maka ia akan marah, berontak, dan melawan kendala tersebut. Ia juga akan berjuang untuk mengatasi dan menyingkirkan kendala tersebut hingga ia bisa mencapai tujuan dan pemuasan motifnya.

jadi bisa ditarik kesimpulan bahwa marah adalah suatu emosi yang meluap yang disebabkan untuk pemenuhan motif tertentu atau pernah gue denger marah itu dikala "sesuatu" yang berharga dalam diri lo tidak dihargai. (misal: harga diri)

Gaya orang marah
ga sekali gue lihat orang marah, sama temen musuhnya (karena kalo temenan masa berantem), atau bahkan sama gue juga dan gue menemukan suatu keunikan yaitu gaya. mereka yang marah punya gaya nya masing-masing tiap individu.

cepet marah cepet reda
orang macem ini emang bagai gunung krakatau yang siap meledak, atau seperti minuman soda yang dikocok-kocok terus dibuka tutupnya, atau juga seperti air yang dicelupin biang es di dalemnya terus ditutup. 

orang macem ini kalo ada sesuatu yang bikin dia marah langsung dia mengekspresikannya dengan macam-macam ekspresi kemarahan seperti membetak, bersuara keras, memukul/membanting apapun yang ada di dekatnya, kalo menurut Freud dalam psikoanalisa nya sih tindakan kaya gitu untuk meredakan tegangan yang ada di dalam diri manusia, ya begitulah salah satunya. nah kembali ke orang ini, untungnya saja orang macam ini lebih mudah untuk mereda kemarahannya, dengan pertimbangan yang dirasa masuk akal orang tipe ini bisa dengan cepat mereda marahnya. positifnya, orang macem ini jika gampang reda nya ini berasal dari kematangan berpikir dan kedewasaannya maka lambat laun orang ini bisa menjadi orang yang berjiwa besar dan pemaaf. 
Susah marah gampang reda
 orang macem ini kalo diibaratkan itu petasan tapi sumbunya panjaaaaaaaang banget, disulut sekarang meledaknya 3 hari kemudian. hal-hal sepele yang bisa bikin orang pertama marah bisa jadi tidak berlaku pada orang ini, mereka tenang-tenang aja dan seperti tidak terjadi apa-apa. mereka punya ambang batas marah yang lebih, mereka marah karena tidak bisa menampungnya lagi. orang yang seperti ini memang "dari sononya" memiliki sifat yang susah marah dan ketika marah dia menyadari bahwa marah itu adalah hal yang buruk oleh karena itu dia meredam kemarahannya dan ini adalah sifat yang terpuji.

Gampang marah susah reda
Pemarah seperti ini mudah sekali tersinggung dan akan dengan serta merta mengeluarkan kemarahannya. Sayangnya lagi ia akan menjadi pendendam yang menjengkelkan. dan yang membuatnya bingung lagi, ketika orang lain sudah lupa dengan hal yang membuatnya marah tapi dia masih saja mengungkit-ungkit masalah yang menandakan kedendamannya. Hati-hati untuk tipe marah yang satu ini, karena selain menjengkelkan siapa sih yang mau temenan sama orang pedendam.

Susah marah susah reda
ini yang serba susah, perpaduan antara penyabar dan pendendam. dari segi reaksi dia lambat dan cenderung tahan banting dan tidak mudah tersulut amarahnya. akan tetapi kalau sudah marah orang ini cenderung susah untuk mereda nya, mereka menyimpan kemarahannya dan menyimpan dendam dalam hatinya.

Marah itu perlu !

marah itu perlu loh, kenapa ? karena ya untuk menyalurkan tegangan yang ada di dalam diri kita karena jika tidak dikeluarin bisa menimbulkan penyakit karena hormon adrenalin dilepaskan dan menyebakan jantung berdetak cepat dan aliran darah semakin cepat, maka yang biasa terjadi adalah stroke (pecahnya pembuluh darah di otak) atau penyakit jantung. akan tetapi mengekspresikan marah itu jangan sembarangan.

Marahlah Dengan Cantik
Jika marah memang di perlukan, dan merupakan luapan emosi yang normal, maka marahlah dengan cara yang tepat dan cantik, disinilah pentingnya pengelolaan marah yang benar. Ada kecenderungan kita tidak bisa mengendalikan rasa marah secara tepat, sehingga tidak hanya merugikan diri sendiri, orang lain pun tersakiti.
“Anda perlu pengendalian diri agar marah tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Orang dengan emosional  inteligensia tinggi akan lebih mudah mengendalikan amarah ketimbang yang tingkat emosional inteligensianya rendah."
1)      Self talk
Saat marah datang, tanyakan kepada diri sendiri haruskah anda marah? Sebaiknya lakukan intropeksi diri terlebih dulu, sebelum membiarkan emosi meluap dan tak terkendali. Tanyakan pada diri anda sendiri:
1. apakah saya marah pada orang yang tepat?
2. apakah saya marah pada waktu yang tepat?
3. apakah saya marah dengan alasan yang tepat?

Artinya, anda mesti memehami apakah perasaan marah sewajarnya anda munculkan atau tidak? Cobalah kenali pikiran-pikiran tertentu yang mungakin muncul dalam diri anda. Ini terkait dengan penyebab mengapa anda marah pada orang lain.
“Coba cari berbagai kemungkinan yang muncul. Misal, orang lain sengaja membuat anda marah atau tidak? Atau sikap orang lain memang sudah kelewatan sehingga anda tidak bisa mentolelir lagi dan terpaksa harus marah? Ini penting, agar tidak terjadi perasaan bersalah ketika anda menyadari bahwa sebaiknya anda  tak perlu marah untuk hal ini.
2)      Relaksasi
Saat merasakan gejala-gejala marah, seperti denyut jantung berdetak cepat dan terasa berdebar-debar, terasa panas dan gelisah, napas terengah-engah atau kepala berdenyut keeencang, janganlah meluapkan marah dengan cara yang salah. Pertimbangkan bahwa ada orang lain yang akan tersakiti dengan sikap marah kita, karena itu, kendalikan.
Apa yang mesti anda lakukan? Cobalah untuk menenangkan diri. Proses relaksasi ini sangat penting, karena itu lakukan secepatnya  sebelum rasa marah itu ber ekskalasi menjadi perasaan marah yang berlebihan sehingga menimbulkankerugian bagi orang lain. “ Duduk, tutup mata, tarik napas secara perlahan dan dalam, kemudian hembuskan. Bicaralah pada diri sendiri, “it’s oke”, atau “tenanglah” cara ini bisa meredakan emosi anda.

Relaksasi sebenarnya banyak macamnya. Anda bisa melakukannya dengan berdoa, mendengarkan musik atau melakukan relaksasi otot, yaitu dengan melakukan gerakan-gerakan ringan sehingga otot-otot yang kaku dan tegang terasa lebih rileks kembali. Cara ini bisa membuat perasaan anda menjadi tenang, emosipun bisa mereda saat anda marah.
3)      Menjauh dari sumber kemarahan
Jangan bertahan di tempat itu, segeralah pergi, bertahan ditempat yang menjadi sumber kemarahan, hanya membuat emosi marah anda terus menyala. Carilah tempat yang tenang untuk mengendalikan amarah anda, sebelum kembali ke sumber amarah tadi.
4)      Ubahlah Pola Pikir Anda
Perasaan negatif biasanya muncul kerena adanya pikiran-pikiran negatif dalam diri kita. Sama halnya dengan emosi marah, yang muncul karena adanya pikiran-pikiran negatif. Misal, karena adanya ketidak sesuaian keinginan kita dengan orang lain.
Sikap berburuk sangka, sering menjadi pemicu munculnya perasaan marah. Karena itu, ketika haaaaaal ini terjadi segeralah untuk mengubah mindset anda.
“Cobalah geser pikiran negatif anda menjadi pikiran positif. Pikiran negatif hanya akan mempertahankan anda pada emosi dan marah yang tak kunjung reda. Sebaliknya, dengan pikiran positif, membuat emosi anda sedikit demi sedikit akan mereda.
Menurut kasandra, pikiran negatif jika di biarkan terus menerus akan berpotensi menumbuhkan perasaan negatif, yang pada akhirnya  akan berpotensi pada tindakan negatif pula. Karena itu, sebelum marah berlebihan dan menimbulkan kerugian, segeralah mengubah pola pikir menuju ke pemikiran yang positif.
5)      Bereskan Sumber Kemarahan
Akan lebih baik jika anda memutuskan untuk membereskan persoalan yang menjadi sumber kemarahan. Ketika anda marah dengan orang lain, maka anda tak usah ragu untuk menyatakan sikap marah anda. “tapi jelaskan, bahwa anda marah karena sikap dan ucapannya, bukan pada pribadinya. Setelah itu, tinggal komunikasikan saja, bicarakan baik-baik permasalahannya, dan segera cari solusi, sehingga permasalahan tidak berlangsung berlarut-larut.
nah begitulah kira-kira beberapa hal tentang marah, marah itu boleh, marah itu perlu, marah itu wajar, tapi sewajarnya saja. :)


referensi
http://gimanweb.wordpress.com/2011/08/03/manajemen-amarah/comment-page-1/
http://ummahattokyo.tripod.com/kepribadian/kenali_gaya_marah_anda.html

0 komentar:

Posting Komentar